Bagaimana Cara Memilih Busi yang Sesuai?

Busi Busi adalah komponen penting dari mesin mobil, yang bertanggung jawab untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar yang menghasilkan tenaga. Memilih busi yang tepat sangat mempengaruhi performa dan efisiensi bahan bakar kendaraan. Mengingat banyaknya variasi busi yang tersedia di pasaran, masing-masing dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda, kami akan memberikan panduan komprehensif untuk membantu Anda memilih busi yang paling sesuai untuk kendaraan Anda.
1. Jenis-jenis Busi
A. Berdasarkan Bahan
(a) Busi Paduan Nikel
Paduan nikel biasanya digunakan untuk elektroda busi karena ketahanannya terhadap korosi suhu tinggi dan erosi percikan api, serta sifat manufakturnya yang menguntungkan. Namun, busi ini memiliki masa pakai yang lebih pendek, biasanya membutuhkan penggantian antara 20.000 dan 60.000 kilometer.
(b) Busi Platinum
Busi platinum menawarkan konduktivitas yang unggul dan umumnya bertahan hingga sekitar 80.000 kilometer sebelum perlu diganti.
(c) Busi Iridium
Busi kami memiliki elektroda pengapian 0,4 mm. Busi ini membutuhkan tegangan pengapian yang lebih rendah, yang mengarah pada peningkatan efisiensi bahan bakar dan pembakaran yang lebih cepat. Busi ini dapat bertahan lebih dari 100.000 kilometer.

Busi Iridium Ganda untuk Toyota Camry
2.Pedoman Pemilihan Busi
A. Dengan Bentuk
(a) Busi Standar
Rok isolator sedikit tersembunyi ke dalam permukaan ujung cangkang, sedangkan elektroda samping memanjang di luar ujung cangkang. Ini adalah jenis busi yang paling banyak digunakan.
(b) Busi Elektroda Kawat Halus
Dilengkapi dengan elektroda yang tipis, busi jenis ini menghasilkan percikan api yang kuat dan menawarkan kemampuan pengapian yang sangat baik. Busi ini memastikan penyalaan mesin yang cepat dan andal bahkan dalam kondisi yang sangat dingin. Dengan rentang panas yang luas, cocok untuk berbagai aplikasi.
(c) Busi Isolator yang Diproyeksikan
Rok isolator memanjang secara signifikan di luar permukaan ujung cangkang, menawarkan penyerapan panas yang unggul dan kemampuan anti-fouling yang sangat baik. Pendinginan langsung oleh udara masuk mengurangi suhu pengoperasian, meminimalkan risiko penyalaan awal karena titik panas. Akibatnya, desain ini memberikan rentang operasi termal yang luas.
(d) Busi dengan Dudukan Meruncing
Cangkang dan bagian ulir didesain dengan bentuk kerucut, sehingga tidak memerlukan paking sekaligus memastikan seal yang aman. Desain ini mengurangi ukuran keseluruhan busi, sehingga memberikan keuntungan dalam konfigurasi dan pemasangan mesin.
(e) Busi Celah Permukaan
Juga dikenal sebagai busi pelepasan permukaan, ini adalah jenis busi yang paling dingin. Celah antara elektroda tengah dan permukaan ujung cangkang berbentuk konsentris, menghasilkan pola pelepasan percikan api yang unik.
B. Berdasarkan Ukuran
(a) 14mm
Busi berdiameter 14mm saat ini merupakan pilihan paling populer di antara kendaraan yang ada di pasaran. Busi ini dipercaya secara luas dan digunakan di banyak mobil masa kini.
(b) 12mm
Dengan desainnya yang ringkas, busi 12mm sangat cocok untuk mesin modern yang semakin kecil dan efisien. Ukuran ini menawarkan fleksibilitas yang tinggi untuk model kendaraan yang lebih baru.
(c) 10mm
Seiring dengan desain mesin yang terus berevolusi dan menjadi semakin ringkas, kami berharap busi 10mm akan semakin populer dan menjadi pilihan utama untuk kendaraan masa depan.
C. Berdasarkan Nilai Panas
(a) Dingin-jenisBusi
Rok isolator, yang merupakan bagian keramik bawah busi, relatif pendek Busi tipe dingin dicirikan oleh rentang panasnya yang tinggi. Busi ini biasanya direkomendasikan untuk mesin dengan output daya tinggi dan rasio kompresi tinggi, karena mesin ini menghasilkan lebih banyak panas yang perlu dibuang secara efisien.
(b) Busi Tipe Panas
Rok isolator relatif pendek Busi tipe panas memiliki rentang panas yang lebih rendah dan lebih cocok untuk mesin dengan output daya yang lebih rendah dan rasio kompresi yang lebih kecil. Busi ini menahan lebih banyak panas di dalam ruang bakar, yang bermanfaat untuk mesin yang kurang bertenaga.
3. Tindakan pencegahan
A:Pemeriksaan dan Penggantian Rutin
(a) Siklus Inspeksi
Untuk busi standar, disarankan untuk memeriksanya setiap 20.000 hingga 30.000 kilometer. Busi berkinerja tinggi (seperti iridium atau platina) dapat diperiksa lebih jarang, biasanya setiap 60.000 hingga 100.000 kilometer. Namun, interval pemeriksaan spesifik harus selalu mengikuti rekomendasi pabrikan dalam buku manual kendaraan.
(b) Kriteria Penggantian
Busi harus segera diganti jika salah satu dari kondisi berikut ini teramati: keausan elektroda, penumpukan karbon yang parah, retakan pada isolator keramik, atau kinerja pengapian yang menurun.
B:Memilih Model Busi yang Sesuai
(a) Mencocokkan Kisaran Panas
Pilihlah busi dengan rentang panas yang sesuai (dingin atau panas) berdasarkan jenis mesin untuk mencegah masalah seperti penumpukan karbon atau panas berlebih karena peringkat panas yang tidak sesuai.
(b) Kompatibilitas Ukuran dan Benang
Pastikan panjang ulir, diameter, dan celah pengapian busi sesuai dengan spesifikasi mesin secara tepat.
C:Menjaga Kebersihan
(a) Mencegah Penumpukan Karbon
Mengemudi dengan kecepatan rendah dalam jangka panjang atau sering melakukan perjalanan pendek dapat menyebabkan endapan karbon pada busi. Disarankan untuk mengemudi secara berkala pada kecepatan yang lebih tinggi atau menggunakan bahan bakar tambahan untuk mengurangi penumpukan karbon.
(b) Metode Pembersihan
Jika terdapat penumpukan karbon ringan, bersihkan elektroda menggunakan pembersih khusus atau amplas halus. Namun, jika penumpukannya parah, segera ganti busi.
D. Memantau Celah Pengapian
(a) Memeriksa Kesenjangan
Celah pengapian busi cenderung meningkat dari waktu ke waktu, yang mempengaruhi kinerja pengapian. Periksa celah secara teratur dengan menggunakan pengukur rasa untuk memastikannya memenuhi spesifikasi yang diuraikan dalam manual kendaraan (biasanya 0,7-1,2 mm).
(b) Menyesuaikan Celah
Jika celah terlalu besar atau terlalu kecil, sesuaikan dengan hati-hati menggunakan alat yang sesuai untuk menghindari kerusakan elektroda.
E. Praktik Pemasangan yang Benar
(a) Mengencangkan Torsi
Saat memasang busi, kencangkan ke torsi yang ditentukan oleh produsen (biasanya 20-30 N-m). Pengencangan yang berlebihan dapat merusak ulir, sementara pengencangan yang kurang dapat menyebabkan kebocoran udara.
(b) Penerapan Senyawa Anti-Seize
Oleskan sedikit senyawa anti-kusut pada benang untuk memudahkan pelepasan di kemudian hari.
F:Memantau Kondisi Mesin
(a) Mengidentifikasi Kelainan
Jika kendaraan menunjukkan gejala seperti sulit dihidupkan, idle tidak stabil, akselerasi lemah, konsumsi bahan bakar meningkat, atau emisi tidak normal, hal ini dapat mengindikasikan kerusakan busi yang memerlukan pemeriksaan segera.
(b) Menghindari Operasi Beban Tinggi dalam Waktu Lama
Mengemudi dengan beban tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan busi menjadi terlalu panas, sehingga mengurangi masa pakainya.
G:Menggunakan Bahan Bakar Berkualitas Tinggi
(a) Menghindari Bahan Bakar Berkualitas Rendah
Bahan bakar berkualitas rendah dapat menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna, yang mengakibatkan endapan karbon dan potensi kerusakan busi.
(b) Pembersihan Sistem Bahan Bakar Secara Rutin
Pertahankan sistem bahan bakar yang bersih untuk mencegah kotoran masuk ke ruang bakar dan mempengaruhi kinerja busi.
H:Penyimpanan Busi yang Benar
Perlindungan Kelembaban dan Guncangan
Simpan busi yang tidak terpakai di tempat yang kering untuk mencegah kerusakan akibat lembab atau kerusakan fisik akibat terjatuh, yang dapat membahayakan isolator keramik.
I:Tindakan Pencegahan untuk Modifikasi Mesin
Modifikasi Kinerja
Jika mesin telah mengalami modifikasi performa (seperti turbocharging atau penyetelan ECU), pasang busi dengan performa yang lebih tinggi (mis., iridium) dan sesuaikan peringkat panas untuk mengakomodasi suhu pembakaran yang lebih tinggi.
J. Perawatan Rutin Sistem Pengapian
(a) Memeriksa Kumparan Pengapian
Kumparan pengapian yang rusak dapat mengganggu pengoperasian busi; oleh karena itu, kumparan tersebut harus diperiksa secara teratur.
(b) Memeriksa Kabel Tegangan Tinggi
Periksa kabel tegangan tinggi untuk mengetahui adanya penuaan atau kerusakan, karena hal ini dapat mengakibatkan energi pengapian tidak mencukupi dan mempengaruhi kinerja busi.